Szeto x Mekari – Dalam dunia industri modern, mesin memainkan peranan yang sangat penting dalam mengotomatiskan proses produksi. Fungsi mesin dalam proeses produksi adalah untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta memperbaiki kualitas hidup bagi para pekerja yang terlibat. Dalam artikel ini, kita akan mengetahui bagaimana mesin berkontribusi dalam industri, serta tantangan dan pertimbangan yang muncul seiring dengan penerapan teknologi otomasi.
Otomatisasi Mesin dan Peran Manusia
Otomatisasi industri mencakup spektrum yang luas, mulai dari proses yang sepenuhnya manual hingga yang sepenuhnya otomatis. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa mesin tidak hanya menggantikan pekerjaan manusia, tetapi juga mengubah cara manusia berinteraksi dengan proses produksi. Dengan adanya mesin, tugas-tugas yang berisiko tinggi, melelahkan, dan berulang dapat diminimalkan, memungkinkan pekerja untuk fokus pada aspek yang lebih kreatif dan strategis.
Namun, pergeseran ini juga memunculkan tantangan baru. Ketika mesin mengambil alih tugas-tugas tertentu, ada risiko bahwa perhatian dan tanggung jawab manusia terhadap proses produksi dapat berkurang. Konsep yang dikenal sebagai “ironi otomatisasi” menunjukkan bahwa dalam sistem otomatis yang lebih andal, manusia mungkin menjadi kurang waspada terhadap kesalahan yang terjadi, yang dapat berpotensi membahayakan keselamatan dan kualitas produk.
Ironi Otomatisasi
Diperkenalkan oleh psikolog kognitif Lisanne Bainbridge, ironi otomatisasi mengidentifikasi paradoks dalam sistem otomasi. Dalam sistem yang sepenuhnya manual, kesalahan dapat dengan mudah diidentifikasi dan diperbaiki. Namun, dalam sistem otomatis, kesalahan mungkin dianggap sebagai hal yang normal, sehingga mengurangi perhatian operator terhadap potensi masalah.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun mesin dapat meningkatkan efisiensi, mereka juga dapat menciptakan tantangan baru dalam hal pengawasan dan tanggung jawab.
Alokasi Fungsi antara Manusia dan Mesin
Penting untuk merancang sistem otomasi yang mempertimbangkan alokasi fungsi yang optimal antara manusia dan mesin. Dalam konteks ini, redistribusi peran antara manusia dan mesin harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari dampak negatif pada keselamatan dan kualitas. Beberapa praktik terbaik yang dapat diterapkan dalam desain otomasi industri meliputi:
- Peningkatan Keterlibatan Manusia: Memastikan bahwa pekerja tetap terlibat dalam proses produksi, meskipun banyak tugas yang diotomatisasi. Ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan yang memadai dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kolaborasi antara manusia dan mesin.
- Desain Sistem yang Responsif: Sistem otomasi harus dirancang untuk memungkinkan interaksi yang mudah antara manusia dan mesin, sehingga pekerja dapat dengan cepat mengambil alih jika terjadi masalah.
- Pengawasan yang Efektif: Meskipun mesin dapat melakukan banyak tugas, penting untuk memiliki sistem pengawasan yang baik untuk memastikan bahwa operator tetap waspada dan dapat mengidentifikasi masalah dengan cepat.
- Fokus pada Keterampilan Kreatif: Dengan mengalihkan tugas-tugas rutin kepada mesin, pekerja dapat lebih fokus pada aspek kreatif dan pengambilan keputusan, yang tidak dapat dilakukan oleh mesin.
Kesimpulan
Dalam desain sistem otomasi, terutama dalam konteks industri, penting untuk mempertimbangkan peran manusia dan mesin secara seimbang. Meskipun mesin dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, perhatian yang kurang dari operator dapat mengakibatkan risiko yang signifikan.
Oleh karena itu, alokasi fungsi dan aktivitas antara manusia dan mesin harus dilakukan dengan cermat untuk memastikan bahwa manfaat dari otomatisasi dapat dicapai tanpa mengorbankan keselamatan dan kualitas. Dengan pendekatan yang tepat, industri dapat memanfaatkan potensi penuh dari mesin sambil tetap menjaga keterlibatan dan perhatian manusia dalam proses produksi.
